Rabu, 30 November 2016

Sejarah Berdirinya Museum La Galigo



SEJARAH BERDIRINYA MUSEUM LA GALIGO
Kata “museum” berasal dari bahasa Yunani “Mouseion” yaitu kuil atau tempat pemujaan bagi ke-9 Dewi (Cleo, Euterpe, Melphorano, Thalic, Terpsichore, Erato, Polyhimne, Uranic, Callops) sebagai lambang berbagai cabang ilmu pengetahuan dan kesenian pada zaman Yunani klasik
Organisasi museum se-dunia ICOM (International Council Of Museum) dimana Indonesia sebagai salah satu anggotanya  merumuskan definisi museum sebagai suatu lembaga yang bersifat tetap, tidak mencari keuntungan, melayani masyarakat dan perkembangannya, terbuka untuk umum yang memperoleh, merawat, menghubungkan dan memamerkan untuk tujuan studi, pendidikan dan kesenangan, bukti materil manusia dan lingkungannya.
Keberadaan museum di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 5 tahun 1992 yang telah diganti atau diperbaharui dengan Undang-Undang No. 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya, pada pasal 18 ayat 2 disebutkan bahwa museum merupakan lembaga yang berfungsi melindungi, mengembangkan, memanfaatkan koleksi berupa benda, bangunan, atau struktur yang telah ditetapkan sebagai cagar budaya atau yang bukan cagar budaya, dan mengkomunikasikannya kepada masyarakat.
Berdasarkan definisi museum tersebut maka museum memiliki fungsi preservasi atau pemeliharaan termasuk pengumpulan, konservasi, registrasi dan dokumentasi, fungsi komunikasi melalui pameran, publikasi ( media cetak dan audiovisual) dan berbagai aktivitas pendidikan mengingat museum adalah salah satu sumber belajar yang non formal, fungsi penelitian termasuk penelitian koleksi, pengunjung, dan masyarakat.
Sekitar tahun 1990-an peran museum semakin meluas, tidak lagi sebatas tempat penyimpanan benda-benda kuno dan bersejarah atau tempat penyimpanan arsip-arsip tentang masa lalu akan tetapi peranan museum lebih kepada mencerdaskan bangsa, memperkuat kepribadian bangsa, dan ketahanan nasional, serta wawasan nusantara sehingga museum memiliki peranan strategis dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Keberadaan sebuah museum di Sulawesi Selatan berawal pada tahun 1938 dengan didirikannya “Celebes Museum” oleh pemerintah Nederlansch-Indie (Hindia Belanda) di Kota Makassar sebagai ibu kota Gouvernement Celebes en Onderhorigheden (Pemerintah Sulawesi dan Taklukannya). Museum pada waktu itu menempati bangunan dalam kompleks Benteng Ujung Pandang (Fort Rotterdam) yakni bekas kediaman Gubernur Belanda Admiral C.J Speelman (Gedung D) . koleksi yang dipamerkan antara lain keramik, piring emas, destar tradisional Sul-Sel, dan beberapa mata uang. Menjelang kedatangan Jepang ke Kota Makassar selebes museum telah menempati 3 gedung (gedung D, I, dan M). koleksi yang dipamerkan bertambah antara lain, peralatan permainan rakyat, peralatan rumah tangga seperti peralatan dapur tradisional, peralatan kesenian seperti kecapi, ganrang bulo, puik-puik, dan sebagainya.
Pada masa pendudukan Jepang Museum Selebes terhenti sampai pembubaran Negara Indonesia Timur (NIT) dan selanjutnya pada tahun 1966 oleh kalangan Budayawan merintis kembali pendirian museum dan dinyatakan berdiri secara resmi pada tanggal 1 Mei 1970 berdasarkan surat keputusan Gubernur kepada Kepala Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan No. 182/V/1970 dengan Nama “Museum La Galigo”. Pada tanggal 24 Februari 1974 Direktur Jendral Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Prof. I.B Mantra meresmikan Gedung Pameran Tetap Museum. Kemudian pada tanggal 28 Mei 1979 dengan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 093/0/1979 museum ini resmi menjadi “Museum La Galigo Provinsi Sulawesi Selatan” dan merupakan Unit Pelaksana Teknis di bidang Kebudayaan, khususnya bidang permuseuman. Selanjutnya di era Otonomi Daerah Museum La Galigo berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Sulawesi Selatan No. 166 Tahun 2001, tanggal 28 Juni 2001 berubah nama menjadi UPTD (Unit Pelaksana Teknis Dinas). Museum La Galigo Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sulawesi Selatan. Selanjutnya pada tahun 2009 Organisasi Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Museum Lagaligo Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan Provinsi Sulawesi Selatan diatur berdasarkan Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan No. 40 Tahun 2009, tanggal 18 Februaru 2009 sampai sekarang.
Penamaan “La Galigo” terhadap Museum Provinsi Sulawesi Selatan atas saran para cendikiawan dan budayawan dengan pertimbangan bahwa La Galigo atau I La Galigo adalah  sebuah karya sastera  klasik  dunia yang  besar dan terkenal, serta bernilai kenyataan kultural dalam bentuk naskah tertulis berbahasa Bugis yang disebut  Sure’ Galigo. Sure’ ini mengandung nilai-nilai luhur, pedoman ideal bagi tata kelakuan  dan dalam kehidupan nyata yang dipandang luhur dan suci, merupakan tuntunan hidup dalam masyarakat  Sulawesi Selatan pada masa dahulu seperti dalam sistem religi, ajaran kosmos, adat istiadat, bentuk dan tatanan persekutuan hidup kemasyarakatan/ pemerintahan tradisional, pertumbuhan kerajaan, sistem ekonomi/perdagangan, keadaan geografis/wilayah, dan peristiwa penting yang pernah terjadi dalam kehidupan manusia. Pada masa dahulu naskah atau sure’ yang dipandang suci ini disakralkan dan hanya dibaca pada waktu-waktu tertentu sambil dilagukan.
Pertimbangan lainnya penamaan Museum La Galigo adalah nama La Galigo sangat populer di kalangan masyarakat Sulawesi Selatan, La Galigo  seorang tokoh legendaris,  putera Sawerigading Opunna Ware dari perkawinannya dengan We Cudai Daeng Ri Sompa, setelah dewasa La Galigo dinobatkan menjadi Payung Lolo (Raja Muda) di Kerajaan Luwu sebagai kerajaan tertua di Sulawesi Selatan.

2 komentar:

  1. Online Casino Site - All Slots, Blackjack, Roulette - Choices
    In addition, online casino and sportsbook offers all types of games, 인카지노 so that you can easily play and win real 제왕 카지노 money. Choices 카지노 like Slots Casino

    BalasHapus
  2. Lucky Club Casino Site - Get Lucky Club Bonus
    Lucky Club Casino is the perfect place to start playing with your first ever Bitcoin and Ethereum-only deposit. Register and claim your Lucky Club bonus and win luckyclub

    BalasHapus